Istighfar dan Muhasabah

Ditulis oleh: -
Istighfar dan muhasabah ( Introspeksi diri ) Rasulullah SAW merupakan sikap syukur kepada Allah SWT atas nikmat-nikmat yang diberikan sekaligus sebagai contoh untuk umatnya. Nabi SAW adalah pribadi yang ma’shum bebas dari dosa. Meski begitu menurut sebagian ulama’, disamping sebagai uswah, istighfarnya adalah untuk perkara-perakara yang mubah dilakukan Rasulullah SAW, bukan untuk kesalahannya. Maka, kita mestinya lebih banyak lagi melakukan penyadaran diri ini. Karena kita manusia yang tidak ma’shum, tidak memiliki jaminan di akhirat kelak.

Coba bandingkan diri kita dengan Rasulullah SAW, sosok yang sudah jelas-jelas dijamin syurga dan kehidupan akhiratnya oleh Allah. Beliau masuk melakukan introspeksi diri sehari dengan memohon ampunan selama seratus kali (HR. Muslim). Dalam riwayat Imam Bukhari disebut tujuh puluh kali.
Istighfar dan Muhasabah
Jika kita yang manusia biasa, tidak sekalipun bermuhasabah atau introspeksi diri dalam sehari, maka kita sesungguhnya dalam keadaan ’tidur’. Tidak melihat sedang dimana kita, siapa kita dan akan kemana nantinya diri ini. Atau kita adalah orang sombong, sehingga tidak perlu bermuhasah. Umar bin Khattab r.a pernah berkata: "Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab. Timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang dan berhiaslah kalian untuk menghadapi hari penampakan yang agung." Melakukan muhasabah dalah bertujuan untuk mengetahui berbagai kelemahan, kekurangan, dosa dan kesalahan yang ia lakukan. Sehingga, hal tersebut menjadi evaluasi yang menjadi pendorong menjadi lebih baik lagi.

Bila kesadaran ini kurang, bisa jadi kehidupan kita terkena teguran, atau bisa jadi merupakan azab bila tidak dibawa bertaubat. Karena dosa kecil bila diremehkan akan senantiasa menumpuk. kehidupan akan menjadi sempit, dan dunia akan terus dikepala, karena seharusnya kepada Allahlah kita mencari kebahagiaan dan kemenangan. Disinilah kebahagiaan sejati dan hakiki, bukan semu dan bersifat sementara alias melakukan kegiatan yang merupakan pelarian, karena hanya ditangan Allah sajalah segala sumber kebaikan. Dengan melakukan ketaatan, berjuang menghindari maksiat.

0 Komentar "Istighfar dan Muhasabah", Baca atau Masukkan Komentar

Followers