Cobaan Hidup Dan Kualitas Iman

Bersama : H. Sugeng Pramono

Apakah wujud ujian iman itu? jawabnya adalah Cobaan Hidup. Namun perlu saya kemukakan disini bahwa yang dimaksud dengan cobaan hidup itu tidak hanya berupa penderitaan, seperti mengalami bencana banjir bandang, diterjang angin puting beliung, dirampok, mengalami kebakaran, atau tragedi lainnya, melainkan juga berupa kenikmatan semacam memiliki harta benda yang banyak, menduduki jabatan, atau posisi tinggi dan strategis. Bagi Allah, apa saja di alam semesta ini dapat digunakan sebagai sarana ujian iman makhluknya.

Jadi, siapa saja dikatakan telah mencapai derajat spiritualitas atau iman yang tinggi dan berkualitas manakala dia lulus dari ujian iman. Hal ini sejatinya sudah diterangkan oleh Allah SWT dalam Kitab Suci-Nya, Al-Qur'an, surat 29 ayat 2-3, yang terjemahannya adalah, "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : "Kami telah beriman", sedang mereka tidak di uji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesunguhnya Dia mengetahui orang-orang yang berdusta.

Demikianlah dalam kehidupan ini. Cobaan hidup atau musibah diturunkanoleh Allah SWT kepada manusia untuk menunjukkan apakah spiritualitas kita benar-benar tertancap kuat dalam jiwa kita, mempribadi dalam diri kita ataukah hanya lahiriah, eksoteri semata. Singkatnya, dari cobaan hidup atau musibah itu akan kelihatan apakah ibadah kita kepada Allah SWT itu berpengaruh pada jiwa kita ataukah tidak. iman kita benar-benar 24 karat atau hanya palsu belaka.

Jadi, sejatinya apakah spiritualitas kita itu berkualitas ataukah tidak ditentukan oleh bagaimana sikap, perbuatan, pikiran, dan ucapan kita sewaktu mengalami cobaan hidup atau musibah, bukan ditentukan oleh banyak sedikitnya kita melaksanakan ibadah. Jika sewaktu menjalani cobaan hidup kesengsaraan kita bersikap sabar, tawakal, tidak putus asa, bahkan memperbanyak ingat kepada Allah SWT, serta sewaktu menjalani cobaan hidup kenikmatan kita bersikap membelanjakan kenikmatan itu sesuai dengan aturan Allah SWT, bukan untuk menuruti hawa nafsu, maka itu bukti bahwa spiritualitas kita memang berkualitas. Ibadah dan pelaksanaan ajaran agama kita selama ini benar-benar mempengaruhi jiwa kita dan mempribadi dalam diri kita. bila tidak demikian, itu berarti ibadah dan pelaksanaan ajaran agama kita selama ini hanya lahiriah, sekedar hiasan, dan sia-sia.

Dalam islam, ibadah atau pengabdian kepada Allah SWT dapat dikelompokkan kedalam dua kelompok besar : (1) Ibadah mahdhah, yaitu ibadah pokok dan minimal yang harus dilaksanakan oleh setiap orang yang mengaku islam, dan (2) Ibadah tambahan (sunnah), yakni ibadah yang berpahala apabila dilaksanakan dan tidak berdosa bilamana ditinggalkan. yang termasuk ibadah mahdhah adalah apa yang disebuat Rukun Iman dan Rukun Islam. Sedangkan yang tergolong ibadah tambahan (sunnah) seperti shalat rawatib, shalat tahajud, shalat tarawih, puasa senin-kamis, sedekah, dan masih banyak lainnya.

Singkatnya, uraian diatas dengan jelas dan tegas menunjukkan kepada kita bahwa dalam menjalankan ajaran agama, kita hendaknya lebih mengutamakan kualitas bukan kuantitas. Maksudnya, kalau nyatanya kita hanya mampu dan sempat melaksanakan ibadah mahdhah saja, tampa sempat melaksanakan ibadah tambahan (sunnah), kita laksanakan ibadah itu sebaik-baiknya sampai mempribadi dalam jiwa, sehingga ibadah itu menjadi obor dan pembimbing bagi kita dalam menghadapi segala macam cobaan hidup didunia ini dengan baik dan sukses. Spiritualitas atau iman demikian inilah yang disebut spiritualitas atau iman yang berkualitas dan membawa kita menggapai kebahagiaan lahir-batin dan dunia-akhirat.

0 Komentar "Cobaan Hidup Dan Kualitas Iman", Baca atau Masukkan Komentar

Followers