Mencari Makna Kebesamaan

Bersama : H. Sugeng Pramono
TAK BISA dipungkiri lagi, setiap manusia terlahir sebagai makhluk sosial, yang selalu membutuhkan manusia lainnya dalam kehidupan. Namun tidak dapat disalahkan juga, jika ada manusia yang menyendiri kehidupannya dalam mencapai sebuah keinginan. Namun, kesendiriannya juga tidak akan bisa berlangsung lama, karena manusia akan terikat dengan aturan Tuhan yaitu harus berteman dalam kebersamaan. Kebersamaan disini tidak harus dikategorikan sebagai kekasih, isteri atau lawan jenis saja, tapi juga merupakan bagian dari kehidupan yaitu ciptaan Tuhan.


Kebersamaan dapat dikatakan sebagai persatuan atau bersatu. Negara kita, Indonesia tercinta, menjadikan semboyan bangsanya adalah simbol persatuan yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Tidak dapat dibayangkan jika semboyan itu dilalaikan dan kemerdekaan secara pemerintahan tidak akan mungkin kita dapat.

Begitu indahnya sebuah kebersamaan atau persatuan. Kita pasti pernah mendengar ilustrasi tentang kebersamaan yang di umpamakan sebagai sapu lidi. Sebatang lidi tak berarti apa-apa, namun ketika disatuakan ia menjadi alat penyapu yang bisa membersihkan sampah.

Ilustrasi sapu lidi tersebut menjelaskan kepada kita betapa pentingnya kebersamaan atau persatuan tersebut. Namun, begitu banyaknya ilustrasi kebersamaan diterima, tapi masih banyak perpecahan disekitar kita. Mulai dari keluarga hingga diluar rumah tangga pun sudah tidak asing lagi. Seperti yang kita lihat di hari-hari terakhir belakangan ini. Begitu banyak pertentangan yang terjadi dikalangan masyarakat. Sikap anarkisme dan brutalisme jelas telah menciderai makna kebersamaan yang selama ini kita cari dan senantiasa kita dambakan.

Dalam banyak riwayat digambarkan bahwa Rasulullah SAW selalu memelihara shalat secara berjamaah. Sepanjang melaksanakan shalat, mereka menjalin hubungan mesra, bukan saja dengan Allah (habl min Allah), melainkan juga dengan sesama manusia (habl min an-nas).

Sesungguhnya, keseluruhan gerakan dalam shalat mengilustrasikan persamaan dankesetaraan, sekaligus mengikat kuat kebersamaan dan kedekatan satu sama lain. Dalam suasana batin yang tulus, jasad yang bersih, tak ada kata yang terucap kecuali mengagungkan Allah. Setelah seorang imam menutup surat al=Fatihah, jamaah pun menjawab, "amin".

Dalam shalat, sesungguhnya merupakan cerminan bahwa kita dapat menyamakan persepsi, sikap, dan bahkan perilaku. Lihatlah, ketika waktu shalat tiba, kita semua harus menghentikan sementara seluruh aktivitas yang tengah dilakukan. Selayaknya kita bergegas mendatangi rumah-rumah Allah dan bertasbih mengormati rumah suci. Semua berbaris rapi, mengikuti isyarat yang sama untuk melakukan gerakan yang sama pula.

Keseluruhan persamaan kita akan tercurak total kepada Sang Pencipta.

Dipenghujung shalat, semua serempak menebar keselamatan, "Assalamu'alaikum", sebagai wujud penghambaan kepadaNya dan penghormatan kepada sesamanya. Inilah wujud kebersamaan yang dibangun diatas nilai-nilai religiusitas keislaman.

Sebuah riwayat menyebutkan, pada kesempatan shalat berjamaah, Rasulullah SAW senantiasaberusaha memelihara kerukunan dengan para sahabat. Nasihat-nasihatnya disampaikan untuk mempertebal keyakinan dalam berkhidmat pada kepentingan ajaran. Mengalirlah kata-kata hikmah dari seorang Nabi pilihan Allah.

Kini, pemandangan sejarah itu semakin kabur. Suasana rukun pelan-pelan lenyap. rasulullah pun melihat pemandangan akhir zaman itu dalam suasana perih. Seolah tak sanggup menyaksikan kenyataan porak-porandanya umat, terpecah-pecah kepentingan dan egoisme. Semangat primordial yang sering mengancam kebersamaan, dan begitu mudah merobohkan tiang-tiang persaudaraan.

Kebersamaan merupakansisi kehidupan yang unik dan penuh pembelajaran. Memberi arti untuk setiap aktivitas yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Memberikan kekuatan untuk melakukan sesuatu, mencapai suatu tujuan, tapi sering tidak disadari akan makna kebersamaan itu sehingga saat-saat bersama sering terabaikan dan terlewatkan begitu saja bagaikan waktu yang berjalan begitu cepat tampa kita sadari dia akan pergi.

Makna kebersamaan hendaknya bukan sekedar slogan melainkan pemahaman, penerapan dan pengelolaan yang diupayakan untuk terus membudaya. Semoga kajian singkat ini bermanfaat. Wallahu A'lam...!

0 Komentar "Mencari Makna Kebesamaan", Baca atau Masukkan Komentar

Followers