Muhassabah Lewat Cuaca

Share To |


Bersama : Prayoga Gemilang

Cuaca dan iklim merupakan unsur yang penting dengan kegiatan hidup manusia. Dewasa ini, dunia telah dilanda kegamangan akibat terjadinya perubahan cuaca ekstrim sebagai ekses dari fenomena pemanasan bumi. Belum lagi bertalian dengan fenomena global El Nino dan La Nina. Semuanya tentu melahirkan ancaman bagi kehidupan manusia, sebab bencana diprediksi akan semakin sering datang silih berganti.

Hikmah apa yang bisa kita petik dari fenomena alam yang pada hakikatnya merupakan bentuk dari kuasa dan kehendak Allah SWT itu?

Diriwayatkan dalam sebuah hadist, bahwa Aisyah RA kerap melihat wajah Rasulullah SAW yang penuh pancaran nur itu akan berubah pucat bila terjadi mendung, awan hitam dan angin kencang. Perubahan ini terjadi karena Rasulullah begitu takut pada Allah SWT. Beliau akan gelisah dan keluar masuk masjid sambil terus berdoa kehadirat-Nya.

Tentang hal tersebut, Aisyah pernah bertanya kepa Rasulullah SAW, "Ya, Rasulullah, ketika awan mendung semua orang akan merasa gembira karena menandakan hujan akan turun, tetapi mengapa Engkau justru terlihat ketakutan?"

Apa jawaban Rasulullah. "Wahai aisyah, bagaimana saya dapat meyakini bahwa angin kencang dan awan mendung itu tidak akan mendatangkan azab Allah ? Kaum 'Ad telah dibinasakan angin topan. Ketika mereka melihat awan mendung, mereka merasa gembira karena mengira akan segera turun hujan. Padahal bukan hujan yang turun, melainkan azab Allah untuk membinasakan mereka." Demikianlah jawaban Rasulullah SAW.

Inilah gambaran keadaan rasa takut yang dicontohkan oleh Sayyidul Awwalin Wa Sayyidul Akhirin, Rasulullah SAW. Walaupun Allah telah menjanjikan bahwa Dia takkan menyiksa suatu kaum selama Rasulullah ada didalamnya, namun, Rasulullah tetap merasa takut kepada Allah. Jika terjadi fenomena cuaca yang sedemikian ekstrim yang terlihat lewat awan mendung dan angin topan, maka Beliau langsung teringat pada kaum-kaum terdahulu yang dibinasakan Allah lewat gejala dan fenomena alam seperti ini.

Bagaimanakah halnya dengan kita? Sudah pasti, banyak diantara kita yang hanya bisa menyimak dan menikmati berbagai berita tentang fenomena cuaca yang kian berubah ekstrim ini tampa sedikitpun terketuk untuk melakukan muhassabah atau intropeksi diri bahwa semua kejadian itu sesungguhnya adalah cara Allah untuk mengingatkan hamba-hambaNya yang beriman.

Kisah diatas amat jelas menunjukkan ketauladanan Rasulullah SAW dalam melihat dan memaknai fenomena alam sebagai bentuk ungkapan "ketakutan" kepada Allah SWT. Lihatlah yang terjadi kini! Begitu gencarnya media massa memberitakan tentang berbagai bentuk bencana alam yang diakibatkan oleh perubahan cuaca, namun diri kita yang penuh dosa ini seakan-akan telah buta hati. Sudahkah kejadian-kejadian tersebut menambah rasa takut kita kepada Allah?

Ketika bencana-bencana itu terjadi, mungkin sedikit sekali diantara kita yang menyibukkan diri dengan beristigfar dan bertaubat kepada Allah SWT, sedangkan sebagian besar lainnya masih tetap dalam kelalaian dan terbuai nafsu duniawi.

Annas RA pun berkisah, bahwa disaat zaman Rasulullah SAW, ketika terjadi topan dan hujan badai, maka para sahabat segera pergi ke masjid. "karena kami tekut kalau-kalau terjadi kiamat." kata Annas.

Abu Darda RA bercerita, "kebiasaan Rasulullah SAW apabila terjadi angin bertiup sangat kencang, maka, beliau terlihat cemas, kemudian pergi ke masjid."

Pada zaman sekarang ini, amalan seperti itu tentu jarang sekali dilakukan oleh kita, bahkan oleh Ulama sekalipun. Kita tak perlu mempersoalkan bahwa ini sebenarnya Sunnah Nabi yang sangat penting. Namun yang patut kita persoalkan, sekali lagi, adalah : Sudahkah kita bermuhassabah dengan terjadinya berbagai fenomena cuaca yang sangat ekstrim tersebut?

Marilah kita senantiasa memuji Allah SWT, serta memanjatkan sholawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Hanya dengan cara ini kita akan bisa meloloskan diri dari jebakan dunia yang kian menggoda. Semoga ...®.

0 Komentar "Muhassabah Lewat Cuaca", Baca atau Masukkan Komentar

Followers