Amal Soleh Sebagai Tolak Ukur Keberhasilan

Bersama : H. Sugeng Pramono
SALAH SATU tolak ukur keberhasilan seseorang dalam hidupnya adalah sejauh mana dia bisa berbuat, berkarya, bekerja, memberi manfaat dan memberi kontribusi untuk orang lain. Inilah yang kemudian disebut sebagai "amal sholeh".

Kata amal sholeh ini ditulis berulang-ulang dalam Al-Quran. Menurut pendapat kalangan para ulama, kalimat yang disebut berulang-ulang dalam Al-Quran menunjukkan hal itu sangat penting untuk diperhatikan, direnungkan, dan dikerjakan oleh manusia dalam kehidupannya sehari-hari.

Diantaranya dalam QS. Al-Mu'minun ayat 51 Allah SWT menganjurkan agar manusia memakan makanan yang halal dan berbuat baik kepada seluruh makhluk hidup, "Hai Rasul-Rasul, makanlah makanan dari yang baik-baik, dan kerjakanlah amal sholeh, sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan".

Amal sholeh atau yang biasa juga kita sebut "berbuat baik" bisa dilakukan dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja. Kita tentu bisa beramal sholeh sesuai dengan profesi dan pekerjaan kita masing-masing dan tidak harus mempublikasikannya. Artinya, setiap amal perbuatan baik kita harus didasarkan pada hati yang ikhlas karena Allah SWT, kalau perlu harus disembunyikan dari sepengetahuan orang lain. Ibarat pepatah, tangan kanan berbuat tapi tangan kiri tak perlu mengetahui. Tentu hal ini sangat berat karena banyak manusia saat ini yang mempunyai watak sebaliknya yaitu haus akan pujian. Mereka memang berkesan darmawan, namun sesungguhnya itu semua mempunyai maksud tertentu, jadi bukan didasarkan keikhlasan.

Suka atau tidak suka, untuk mendapatkan surga itu memang tidak murah dan juga tidak mudah. Kita harus "membelinya" dengan kerja nyata, disamping juga pengorbanan. Tidak cukup bila kita hanya mengumpulkan teori, mempelajari ilmu dan memenuhi kepala kita dengan ribuan buku. Itu hanya sekedar dongeng dikepala jika tidak kita ejawantahkan dalam bentuk karya nyata, yakni dengan melakukan perbuatan untuk kemaslahatan manusia.

Allah tidak menilai seberapa ilmu yang telah kita kuasai. Tapi Allah menghitung dan menghisab apa yang telah kita lakukan dengan kehidupan yang kita miliki, terutama untuk kesejahteraan manusia. Hidup ini hendaknya jangan berfikir sempit dan terkotakan dengan ilmu kita sendiri, yang ujung-ujungnya menjadi picik, sehingga tidak lahir perbuatan nyata dari ilmu yang kita miliki itu.

Betapa dinegeri ini terlalu banyak orang pintar, tetapi mereka tidak berbuat apa-apa dari ilmu yang dimilikinya. Atau, betapa banyak orang pintar dan berada yang hanya berbuat baik demikian mendapatkan pujian dan kedudukan.

Berbuatlah, berkaryalah, dan bekerjalah! Landaskan dengan nilai dan semangat untu kemanusiaan, karena Allah sungguh sedang menyaksikan kita, yaitu sebuah perbuatan yang akan menjadi tabungan kita kelak ketika tiba saatnya kita menghadap keharibaanNya. Hal ini merupakan jawaban atas pertanyaan kelak di yaumil akhir, "apa yang telah kau lakukan di dunia dengan hidup yang Aku anugerahkan kepadamu ?"

Bekerja, berbuat dan berkaryalah untuk orang lain. Itulah yang Allah maksud dengan "wa 'amilus sholihaati".

Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling banyak memberi manfaat kepada orang lain. Jika hal ini dilakukan dan didasari oleh banyak orang, maka sungguh indahnya hidup ini. Inilah salah satu pintu untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat yang digambarkan dalam Al-Quran diberbagai ayatnya. Pertanyaannya sekarang, kontribusi apa yang sudah kita berikan untuk kemaslahatan orang lain, dengan skala yang lebih luas untuk Bangsa dan Negara ? Jawabanya silahkan Pembaca yang budiman tanyakan pada diri sendiri.

0 Komentar "Amal Soleh Sebagai Tolak Ukur Keberhasilan", Baca atau Masukkan Komentar

Followers