Indahnya Puasa Ramadhan

Bersama : H. Sugeng Pramono

Syukur Alhamdulillah, Ramadhan kembali tiba. Kita tentu saja harus menyambutnya dengan penuh suka cita. Mengapa kita harus bergembira dalam menyambutnya? Karena sesungguhnya Ramadhan adalah bulan yang mulia, sumber segala rahmat dan kebaikan.

Allah memberi keberkahandan magfirah-Nya dibulan ini. Para Malaikat turun untuk ikut memanjatkan doa dan pujian agar manusia memperoleh ampunan-Nya. Semua pintu kebaikan pintu dibuka lebar-lebar oleh yang Maha Pemberi Kebaikan, Allah SWT.

Tetapi ingat, bulan Ramadhan juga merupakan “Syahrul Jihad” atau bulan perjuangan. Sepanjang bulan ini kita dihadapkan pada perjuangan yang amat besar. Perjuangan dimaksud adalah perjuangan menahan diri dari perbuatan yang biasa diperbuat, selain pula menahan diri dari “ritualitas” makan dan minum yang merupakan kebutuhan primer. Sesungguhnya ini merupakan cara yang diberikan Tuhan bagi kita untuk memelihara kesehatan jasmani. Bukankah masalah perut (makan dan minum) juga pemicu timbulnya penyakit jiwa? Begitulah kira-kira apa yang dikatakan para sufi.

Puasa adalah sebuah jalan menuju tubuh yang sehat dan jiwa yang selamat. Para dokter mengatakan, penyebab utama dari sebagian besar penyakit adalah ketidakseimbangan pola hidup dan makan. Puasa merupakan salah satu obat terbaik dari berbagai penyakit melalui penciptaan keseimbangan dalam tubuh manusia. Kepada para pengikutnya Nabi Muhammad memerintahkan agar mereka melakukan puasa selama tiga puluh hari dalam setahun. Isa Al-Masih juga menasehati pengikutnya agar melakukan puasa demi kesehatan mereka.


Tujuan dari kebijaksanaan Tuhan ini adalah menciptakan kesempatan bagi organ-organ tubuh untuk beristirahat setelah sebelumnya selalu bekerja keras untuk mencerna berbagai macam makanan.

Imam Al Ghazali dalam Ihya’Ulumuddin-nya mengatakan bahwa bencana paling besar dalam kehidupan manusia adalah nafsu perut. Dengan melaksanakan puasa, maka, diri akan beradaptasi dan menolak segala sikap konsumtif dan menggantinya dengan rasa kasih sayang dan kepekaan sosial. Sehingga dengan demikian akan terjadi pengalaman rohani yang tersendiri bagi yang menjalaninya.

Mungkin kasih sayang tidak tumbuh ketika pemandangan kemiskinan dan kesusahan hidup terjadi didepan mata kita ?

Dalam batas yang papling rendah; setidak-tidaknya kehausan dan kelaparan yang diakibatkan puasa akan mengingatkan kita pada kaum fakir miskin sehingga termanifestasi dengan sedekah yang banyak sebagai tindakan konkret dari rasa solidaritas sosial. Dengan penerapan ibadah puasa yang benar dan bersungguh-sungguh, diharapkan, nantinya akan menjembatani antara mereka yang berpunya dan mereka yang papa.

Tentu saja, masih banyak hikmah-hikmah lain yang bisa kita petik intisarinya dari pelaksanaan puasa. Semoga bukan hanya sekedar idealisme belaka, melainkan sebauah realitas sepanjang masa setelah menjalani Ramadhan. Dengan demikian akan terciptalah manusia-manusia yang bijak bestari dalam kehidupan ini.

Semoga saja kita dapat menjalankan Ramadhan sebagai wadah penggemblengan mental, sehingga terciptakan kontrol diri yang baik, yang secara gradual dampaknya akan meluas kemasyarakat.

0 Komentar "Indahnya Puasa Ramadhan", Baca atau Masukkan Komentar

Followers