7:23:00 PM

Sombong Memusnahkan PAHALA

Bersama : MasTer Q
Syidad bin Ausi berkata :

"Suatu ketika saya melihat Rasulullah S.A.W sedang menangis, lalu saya pun sedang bertanya kepada beliau, ya Rasulullah, mengapa Anda menangangis ?"

"Ya Syahidah, aku menangis karena kuatir terhadap umatku akan perbuatan syirik. Ketahuilah bahwa mereka itu tidak menyebah berhala, tetapi mereka bersikap sombong dengan amal perbuatan mereka," jawab Rasulullah.

"Sebanyak tiga ribu Malaikat akan naik ke langit ketujuh membawa amal perbuatan para manusia dari puasanya, shalatnya, amalnya, dan sebagainya. Para Malaikat itu mempunyai suara seperti lebah dan memiliki sinar bagaikan matahari," Sabda Rasulullah lagi.

Malaikat yang diserahi tugas kelangit berkata kepada para Malaikat Penjaga :

"Berdirilah kamu semua dan pukulkanlah amal perbuatan ini ke muka pemiliknya dan tutuplah hatinya. Sungguh, saya akan menghalangi sampainya kepada Tuhan, setiap amal perbuatan yang tidak kita kehendaki untuk tuhan selain daripada Allah (melakukan sesuatu amal bukan karena Allah)."

"Bersikap sombong dikalangan ahli Fiqh adalah karena menginginan ketinggian agar mereka mendapat pujian. Dikalangan para Ulama pula untuk menjadi terkenal di kota dan dikalangan umum. Allah SWT telah memerintahkan agar saya tidak membiarkan amalnya melewati saya akan sampai selain kepada saya."

Malaikat penjaga membawa aala orang-orang shaleh dan kemudian dibawa oleh Malaikat kelangit sehingga terbuka semua penghalang dan sampai kepada Allah SWT. Mereka berhenti dihariban Allah dan memberikan kesaksian terhadap amal orang tersebut yang betul-betul shaleh dan ikhlas karena Allah.

Kemudian Allah SWT berfirman yang maksudnya :
"Kamu semua adalah para Malaikat Hafazdah (Malaikat Penjaga) pada amal-amal perbuatan hamba-Ku, sedang Akulah yang mengawasi dan mengetahui hatinya, bahwa sesungguhnya dia menghendaki amal ini bukan untuk-Ku, laknat para Malaikat dan laknat segala sesuatu di langit."

40 Dongeng Sebelum tidur
11:34:00 AM

Selamat Jalan, GUS!

Bersama : H. Sugeng Pramono

Kepulangan KH. Abdurrahman Wahid sungguh menyesakkan dada. Rasanya, begitu cepat Gus Dur berpulang ke pangkuan Illahi. Kita semua dan seluruh warga bangsa ini masih sangat membutuhkannya. Tetapi, tak ada seorangpun yang bisa menolak kematian. Tidak juga Gus Dur, yang telah sekian lama berjuang melawan penyakit yang menderita tubuhnya.

Kehidupan manusia sangat terbatas dan tidak bertahan lama. Telah dicontohkan oleh panutan agung kita, Nabi Besar Muhammad SAW, bahwa rata-rata kehidupan kita didunia ini hanyalah selama 63 tahun. Apabila ada orang yang di anugerahi usia lebih dari itu, maka itu merupakan bonus dari Allah SWT.

Setiap manusia harus mengalami akhir kehidupan. Hal ini seperti dinyatakan secara tegas dalam Al-Quranul Karim dalam Surah Ali 'Imran: 185, yang berbunyi: "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan baru pada hari kiamatlah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan kedalam surga, maka sungguh ia beruntung. Kehidupan didunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan."

Kematian itu sesuatu yang mesti terjadi pada setiap orang, walaupun dia berusaha mengindari kematian atau berusaha bersembunyi dan berlindung ditempat yang dikiranya aman. Setiap kita tidak dapat lari dan menjauhi kematian. "Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkanmu, kendatipun kamu berda dalam benteng yang tinggi lagi kokoh." Demikian firman Allah dalam QS. An-Nisa : 78.

Agama Islam memang menganjurkan untuk berobat apabila menderita sakit dan melakukan upaya-upaya agar kita tidak sampai terjangkit penyakit. Namun demikian, kematian tetap akan mengejar kita, betapapun kesehatan yang kita usahakan berhasil. Kendati demikian, kita memang tidak boleh menyerah kepada takdir tampa ikhtiar.

Sejatinya, kematian merupakan sesuatu yang tidak perlu ditakuti, karena kematian itu merupakan jalan kembali kepada Tuhan yang menciptakan kita semua. Dahulu kita berada disisi Allah, kemudian kita diturunkan atau dilahirkan dimuka bumi ini guna menjalani kehidupan sementara, kemudian kita mengakhirinya dengan kematian, yang sebenarnya adalah perjalanan kita kembali kesisi Allah lagi. Dengan kata lain, kita dipanggil oleh Yang Maha Kuasa agar kembali kepada-Nya.

Kematian merupakan awal atau pintu gerbang menuju kehidupan abadi. Kematian itu sebenarnya kehidupan. Artinya, jika seseorang ingin hidup terus menerus, maka dia harus mengalami kematian terlebih dahulu. Tampa kematian tidak akan ada kehidupan abadi. Atau dalam istilah Al-Qur'an, orang yang mati disebut "Kembali kepada Sang Pencipta".

Hidup dan mati sesungguhnya merupakan ajang persaingan amal diantara manusia. Dalam hal ini dikhususkan kepada manusia, karena manusialah yang diberi beban untuk menjalankan segala aturan yang telah ditetapkan kepadanya. Dengan daya nalarnya menusia dapat memilih dan memisahkan antara yang baik dan yang buruk, atau yang benar dengan yang salah. Dengan begitu, Allah dapat mengevaluasi yang terbaik amalnya dikalangan manusia, demikian pula sebaliknya.

Rasulullah SAW menggambarkan kehidupan dunia ini laksana ladang. Ya, ladang untuk menanam tanaman berdasarkan timbangan nalar. Jika didunia ini kita mananam anggur, umpamanya, maka di akherat nanti kita akan mendapatkan buah yang sama. Artinya, apabila seseorang menanam kebaikan, maka akan memperoleh balasan kebaikan pula, yaitu surga. Sebaliknya, apabila menanam kejahatan, maka buahnya juga kejahatan, yaitu neraka. . . .

Selamat Jalan, GUS! Semoga engkau mendapat tempat yang layak di sisiNya, sesuai dengan segala amal dan perbuatanmu. Amin Ya Rabbal Alamin...!

12:08:00 PM

Ihwal Penciptaan Penyakit dan Penyebab Kematian

Tidak sedikit dari kita yang tak henti-hentinya memanjatkan doa agar berumur panjang. Bahkan, setiap kali orang lain mendoakan kita, kebanyakan isinya agar kita senantiasa sehat wal afiat dan panjang umur...

Oleh : Gema Sakti Adzan
Bisa dibilang jarang sekali orang berdoa mengharap kematian. Meskipun, diharapkan atau tidak, cepat atau lambat, kematian akan menjemput juga. Kematian senantiasa menjadi rahasia kehidupan sepanjang masa. Tak seorangpun yang mampu menyingkap ihwal kapan dan dimana kematian akan terjadi. Baik untuk dirinya atau orang lain. Karena kematian merupakan perkara gaib yang hanya diketahui Allah SWT.

Sebab-sebab kematian seseorang memang beragam. Dari mulai terkena penyakit, kecelakaan atau musibah, bunuh diri, serta kecelakaan alam, bahkan sampai kematian yang tidak diketahui sebab musababnya. Tidak jarang terjadi, ada orang yang sehat tiba-tiba meninggal dunia saat tengah duduk sendirian. Atau orang yang sedang tidur lalu tidak bangun lagi.

Keragaman sebab meninggalnya seseorang itu merupakan keterangan dari Allah SWT. Jika Allah SWT telah menetapkan ajal bagi seseorang, maka tak sedetikpun bisa dipercepat atau ditunda. kendati ilmu kedokteran telah mampu memprediksi kapan kematian merenggut nyawa seseorang yang menderita penyakit tertentu, namaun manusia itu hanya sekedar prediksi semata. Pada akhirnya, kematian seseorang tetap hal yang gaib. Hanya Allah SWT yang mengetahui, karena Dia-lah yang menggenggam setiap nyawa mahkluk-Nya.

Sakit Sebagai Penyebab Kematian

Diantara sebab kematian adalah datangnya penyakit. Sifat penyakit ini sama halnya dengan kematian. Ia datang seperti pencuri, merenggut kesehatan, sebagaimana kematian merenggut kehidupan seseorang. Dan hanya Allah SWT yang berkehendak kapan suatu penyakit ditimpakan kepada seseorang, dan kapan ia diangkat kembali (disembuhkan).

Manusia, terutama para ahli -- dalam hal ini -- hanya mampu menganalisa penyakit yang diderita oleh seseorang, dan mencoba untuk menyembuhkannya. Soal hasil, Dia-lah yang menjadi penentu paling akhir. Apakah seseorang akan sembuh dari penyakitnya, atau justru penyakit itu menggiringnya menuju kematian

Menurut sebuah riwayat, bukan tampa alasan jika Allah SWT menciptakan berbagai jenis penyakit yang dapat mendera hidup seseorang hingga kemudian menemui ajalnya. Hal ini erat kaitannya dengan awal mula pertunjukkan malaikat pencabut nyawa.

Dalam kitab At-Tadzkirah fi ahwal al-maut wa umur al-akhirah, iamam al-Qurthubi mengutip sebuah riwayat dari az-Zuhri, Wahab bin Muhabbih dan lainnya, yang menceritakan bahwa ketika itu Allah mengutus malaikat jibril untuk membawakan tanah kepada-Nya. Ketika diambil oleh jibril, tanah memohon perlindungan kepada Allah dari Jibril, sehingga jibril tidak jadi membawanya. Hal yang sama juga terjadi pada malaikat kedua yang di utus.

Namun, tidak demikian halnya terjadi pada malaikat yang ketiga. Ia berhasil membawakan tanah kepa Allah SWT. Lalu Allah bertanya kepadanya, "Apakah tanah itu tidak memohon perlindungan kepada-Ku dari kamu?" malaikat menjawab, "Ya." Allah bertanya lagi, "Kenapa kamu tidak merasa kasihan kepadanya, seperti kedua temanmu?" Malaikat menjawab, "Aku lebih mengutamakan taat kepada Engkau daripada mengasihani ia (tanah)." Allah berfirman, "Pergilah! kamu adalah malaikat maut, yang Aku beri kuasa untuk mencabut nyawa seluruh mahkluk." mewndengar itu malaikat maut menangis.

Allah bertanya lagi, "Kenapa kamu menangis?" Malaikatpun menjwab, "Ya Tuhan, dari tanah ini Engkau ciptakan nabi dan mahkluk pilihan lainnya. Dan, Engkau tidak menciptakan mahkluk yang lebih mereka benci daripada kematian. Jika mereka mengenali aku, mereka pasti membenci dan mencaci maki aku."

Lalu Allah berkata kepada malaikat maut itu, "Sesungguhnya Aku akan menjadikan penyakit dan sebab-sebab lain yang mengantarkan kepada kematian." Allah SWT kemudian menciptakan berbagai jenis penyakit dan berbagai macam sebab kematian.

Memang tak ada keterangan tentang kesahihan riwayat di atas. Prof. Dr. Quraish Shihab dalam bukunya Yang Tersembunyi malah menyebutkan bahwa nama malaikat yang populer sebagai penyabut nyawa, Izrail, tidak ditemukan dalam Al-Qur'an maupun hadist sahih.

Menurutnya, mengenai malaikat yang bertugas mencabut nyawa itu hanya disebut dalam Al-Qur'an :

"Katakanlah:"Malaikat Maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa) mu akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan" (QS. As-Sajdah : 21)

Dalam ayat lain, Al-Qur'an hanya menamainya rasul-rasul (pesuruh-pesuruh Allah) untuk mencabut ruh.

"Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang diantara kamu, ia diwafatkan oleh rasul-rasul kami, dan mereka (malaikat-malaikat itu) tidak melalaikan kewajibanya." (QS. Al-An'am : 61).

Namun demikian, riwayat diatas ada benarnya, jika Allah SWT menciptakan penyakit serta sebab-sebab kematian sebagai penghibur bagi malaikat maut. Karena bertugas sebagai pencabut nyawa, apalagi harus mencabut nyawa orang-orang yang dikasihi Allah serta para nabi dan sebagainya adalah tugas yang tidak ringan. Tidak heran jika mailkat itu sempat menangis dihadapan Allah SWT. Dan pada kenyataannya, berbagai jenis penyakit serta sebab-sebab kematian yang lain dapat menimbulkan penderitaan yang berkepanjangan bagi penderitanya. Maka wajar jika ini menjadi alasan yang bijak bagi malaikat pencabut nyawa untuk mengakhiri hidup seseorang. karena dengan kematian, penderitaan yang disebabkan penyakit atau sebab lainnya itu akan hilang. Namun jangan dilupakan, semua proses itu tentu semata-mata atas kehendak Allah SWT.®

8:46:00 AM

Menjaga Kepercayaan

Bersama : H. Sugeng Pramono

Orang bijak mengatakan, menjaga kepercayaan itu tak ubahnya seperti menjaga kesehatan. Sekali kepercayaan itu cedera maka sangat sulit untuk mengembalikannya. Kita tak ubahnya menjadi seseorang yang didera penyakit kronis yang sulit tersembuhkan. Karena itulah, jangan pernah sekalipun untuk mengkhianati kepercayaan yang diamahkan kepada kita.

Setidaknya, hal itulah yang tengah dihadapi oleh para pemimpin dan elite yang tengah berkuasa di negeri ini. Kepercayaan mereka tengah di uji lewat sebuah kasus bernama Centurygate. Apakah mereka akan mampu menjaga kepercayaan rakyat, atau sekali lagi akan mengkhianatinya seperti yang lalu-lalu.

Bagi para pemimpin, memenang tak mudah menjaga kepercayaan rakyatnya. Karena itulah, kepercayaan adalah aset termahal dari seorang pemimpin, sebab kepercayaan itulah yang mengantar seorang pemimpin duduk dikursinya.

Sukses seorang pemimpin bisa diukur dari keberhasilannya menjaga kepercayaan yang diberikan rakyat kepedanya dari awal dia memimpin, pertengahan, sampai dimasa akhir jabatannya. Jika kepercayaan itu diukur dan berkurang apalagi disaat akhir jabatan, ini akan menjadi lawan besar baginya untuk meraih sukses berikutnya.

Jika seorang pemimpin mau melaksanakan resep ini, menjaga kepercayaan rakyat sebenarnya sangat sederhana dan mudah, yakni hanya dengan membuka diri seluas-luasnya. Selain terbuka, pemimpin juga harus belajar mendengar.

"Tuhan memberikan manusia dua telinga dan satu lidah, supaya bisa mendengar dua kali lebih banyak daripada berbicara." Demikianlah kata sebuah peribahasa bijak.

"Perlu diingat bahwa menjag kepercayaan (amanah) lebih sulit dari mencarinya. Maka tetapkan hati pada amanah yang telah Allah berikan kepada kita, tekadkan jiwa untuk menjaga amanah tersebut. Berhati-hatilah dengan amanah dari manusia karena boleh jadi amanah itulah yang akan mengantarkan kita ke jurang neraka.

"Sesungguhnya Kami menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung. Namun mereka menolak dan khawatir untuk memikulnya. Dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim lagi amat bodoh." (QS. Al-Ahzab : 72)

Penting pula direnungkan : Menjaga amanah adalah tuntunan iman, sedangkan khianat adalah salah satu ciri kekafiran. sabda Rasulullah SAW : "Tiada iman pada orang yang tidak menunaikan amanah; dan tiada agama pada orang yang tidak menunaikan janji." (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban).

Barang siapa yang hatinya kehilangan sifat amanah maka dia akan menjadi orang yang mudah berdusta dan khianat. Dan barang siapa yang meiliki sifat dusta dan khianat, maka, dia berada dalam barisan orang-orang munafik.

Disia-siakannya amanah merupakan salah satu tanda-tanda datangnya hari kiamat. Hal ini seperti dinyatakan Rasulullah SAW dalam sabdanya, "Jika amanah diabaikan maka tunggulah kiamat." (HR. Bukhori)

Perlu menjadi evaluasi bersama, bahwa amanah itu bukanlah hanya suatu yang bersifat hubungan vertikal kepada Allah yang akan dipertanggungjawabkan dihari akhir saja. Akan tetapi amanah yang bersifat hubungan horizontal kita kepada sesama manusia pun perlu diperhatikan. Bagi kita yang diberikan kepercayaan memimpin, maka yakinkan bahwa itu adalah amanah yang akan diminta pertanggungjawaban dihadapan manusia dan pula dihadapan Allah, tentunya.

Karena menjaga kepercayaan (amanah) lebih sulit dari mencarinya, maka tetapkan hati pada amanah yang telah Allah berikan kepada kita, dan tekadkan jiwa untuk menjaga amanah dari manusia dengan penuh tanggungjawab. Berhati-hatilah dengan amanah dari manusia karena boleh jadi amanah itu yang akan mengantarkan kita kejurang neraka.

Semoga para pemimpin kita senantiasa diberikan kekuatan dalam menjalankan dan menjaga amanah yang telah diembankan kepadanya.

Lebih dari itu, kita semua sejatinya adalah para pemimpin, yang juga diwajibkan untuk menjaga amanah yang melekat pada diri kita. Renungkanlah Hadist Rasulullah SAW ini,"Setiap kalian adalah pemimpin dan karenanya akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Amir adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban tentang mereka. Lelakai adalah pemimpin ditengah keluarganya dan ia akan dimintai pertanggungjawabannya. Wanita adalah pemimpin dirumah suaminya dan atas anak-anaknya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban tentangnya. Seorang hamba adalah pemimpin atas harta tuannya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang itu. Dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawabann tentang kepemimpinannya."

Semoga kita semua senantiasa dapat menjaga amanah. Dan semoga gonjang-ganjing kasus Bank Century akan berakhir dengan amanah pula. Amin Ya Rabbal Alamin. . .!

10:26:00 AM

Hidup Adalah Anugerah

Bersama MasTer Q


          Pada suatu hari ada seorang gadis buta yg sangat membenci dirinya sendiri. Karena kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya.


          Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Dia berkata akan menikahi gadisnya itu kalau gadisnya itu sudah bisa melihat dunia.

          Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepada gadisnya itu yang akhirnya dia bisa melihat semua hal, termasuk kekasih gadisnya itu .

          Kekasihnya bertanya kepada gadisnya itu , ”Sayangggg … sekarang kamu sudah bisa melihat dunia. Apakah engkau mau menikah denganku?” Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya itu ternyata buta. Dan dia menolak untuk menikahi si pria pacar-nya itu yg selama ini sudah sangat setia sekali mendampingi hidupnya selama si gadis itu buta matanya.

          Dan akhirnya si Pria kekasihnya itu pergi dengan meneteskan air mata, dan kemudian menuliskan sepucuk surat singkat dengan bantuan temannya kepada gadisnya itu, “Sayangku, tolong engkau jaga baik-baik ke-2 mata yang telah aku berikan kepadamu.”

          *****

          Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat status dalam hidupnya berubah. Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang paling menyakitkan.

          Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata- kata kasar Ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.

          Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu, Ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

          Sebelum engkau mengeluh tentang suamimu, ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan untuk meminta penyembuhan sehingga suaminya TIDAK LUMPUH seumur hidup.

          Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu, Ingatlah akan seseorang yang begitu cepat pergi ke alam kubur dengan masih menyertakan kemiskinannya.

          Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu Ingatlah akan seseorang yang begitu mengharapkan kehadiran seorang anak, tetapi tidak mendapatnya.

          Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu Ingatlah akan para penganguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan pekerjaanmu.

          Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu, pasanglah senyuman di wajahmu dan berterima kasihlah pada Tuhan karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini.

          Hidup adalah anugerah, syukurilah, jalanilah, nikmatilah dan isilah hidup ini dengan sesuatu yg bermanfaat untuk umat manusia.

          NIKMATILAH dan BERI YANG TERBAIK DI SETIAP DETIK DALAM HIDUPMU, KARENA ITU TIDAK AKAN TERULANG LAGI untuk waktumu selanjutnya !!!

          Dikirim Oleh Karel Mandey dengan editing seperlunya.

5:09:00 PM

Rasa Takut Terhadap Allah

Bersama : Prayoga Gemilang

Setiap orang pasti takut pada kemiskinan. Karena alasan itulah maka para pejabat dan politisi banyak yang menjadi koruptor, para saudagar mencurangi takaran dan timbangan, para pengusaha mengurangi upah buruhnya, dan para hamba hukum menjual belikan perkara.

Inilah kenyataan yang kerap kita lihat dan kita rasakan dalam kehidupan masyarakat kita dewasa ini. Atas nama uang dan harta duniawi, orang seakan sah dan boleh-boleh saja melacurkan hati nuraninya. Sekali lagi, inti dari persoalan ini yang sebenarnya adalah karena mereka takut miskin.

Tetapi, pernahkah kita berfikir begini : "Andai saja perasaan takut miskin itu sama besarnya dengan perasaan takut kita terhadap Allah, maka apa yang akan terjadi kepada diri kita ?"

Jawabnya : Tentulah kita akan menjadi hamba-hamba yang senantiasa ingat akan datangnya maut. Dan andai saja pikiran semacam itu dapat singgah dihati sanubari para pejabat dan politisi, para saudagar, para pengusaha, para hakim, polisi, dan jaksa, maka tentulah takkan ada keculasan yang mereka lakukan. Namun, sayang seribu kali sayang, rasa takut pada kemiskinan justru jauh lebih mendominasi, sedangkan rasa takut kepada Allah hanya seakan-akan sepoy angin lalu belaka.

Kenyataan inilah yang telah menjungkirbalikkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bermasyarakat di negeri tercinta ini. Sesungguhnya, dengan mengabaikan rasa takut terhadap Allah, maka runtuhlah sendi-sendi dasar keimanan. dan rusaknya sendi-sendi keimanan akan membuat hancur sendi-sendi kehidupan.

Sifat takut kepada Allah merupakan sesuatu yang sangat penting untuk kita lestarikan. Bahkan, Sayyidina Abu Bakar Shidiq r.a. senantiasa merasa takut kepada Allah SWT. Padahal, dia adalah salah seorang sahabat yang telah dijamin Rasulullah SAW akan masuk Surga. "Orang yang pertama yang akan masuk Surga dikalangan umatku adalah Abu Bakar." Demikian sabda Nabi SAW.

Namun demikian, rasa takut Abu Bakar terhadap Allah sedemikian besarnya. Sedemikian tingginya rasa takut itu sehingga dia seringkali menangis. dia sering berkata untuk dirinya, "Alangkah baiknya jika saya menjadi sebatang pohon yang kemudian ditebang dan akan dijadikan kayu bakar." Disaat yang lain diapun berkata dengan air mata bercucuran, "Alangkah baiknya jika saya sehelai rumput yang akan habis dimakan binatang ternak."

Dalam riwayat yang lain dikisahkan pula tentang Abu Bakar yang tengah berada disebuah taman dan melihat seekor burung, lalu dia merasa sangat iri dengan burung itu. Dia berkata dengan air mata yang jatuh menitik, "Wahai burung, sungguh beruntung kamu, kamu makan, minum, dan terbang diantara pepohonan tampa perasaan takut tentang hari akhirat. Andaikan Abu Bakar bisa menjadi sepertimu, wahai burung."

Sedemikian hebatnya rasa takut (khauf) Abu Bakar terhadap Allah SWT, sehingga dia merasa jauh lebih baik menjadi sebatang pohon, sehelai rumput, atau seekor burung. Apakah kita pernah berfikir seperti itu? Sekali lagi, andai sifat takut terhadap Allah itu terpelihara dengan baik, tentulah takkan ada korupsi, manipulasi, kolusi dan berbagai bentuk kecurangan lainnya, yang kian tumbuh subur di negeri ini. Tapi celakanya perasaan takut miskin sudah jadi panglima, sedangkan rasa takut kepada Allah seakan hanyalah sahaya.

Pada suatu ketika saat dalam shalat shubuh, Sayyidina Umar r.a. yang ketika itu telah menduduki jabatan sebagai khalifah membaca surat Yusuf, dan ketika sampai ayat ini :"Sesungguhnya hanya kepada Allah saya mengadukan kesusahan dan kesedihanku" (QS. Yusuf : 86), Umarpun menangis sehingga suaranya tidak lagi terdengar. Terkadang dalam Shalat Tahajudnya, Umar r.a. membaca ayat-ayat Al-Qur'an sambil menangis, sehingga dia jatuh dan sakit.

Umar sering kali menangis dalam shalatnya disebabkan karena dia begitu takut kepada Allah. Apakah ita pernah melakukan hal semacam ini, atau paling tidak mencobanya?

Semoga kajian singkat ini bermanfaat. Dan, mari kita suburkan sifat takut terhadap Allah SWT didalam diri kita! ®.

3:48:00 PM

Sebab-Sebab Siksa Kubur

Ibnu Qoyyim Rahimahullah

Dalam kitab Ar-Ruh menyebutkan ada beberapa dosa dan maksiat yang dapat menyebabkan kita disiksa dialam kubur, diantaranya :

  • Melalaikan shalat
  • Membaca Al-Qur'an kemudian melupakannya
  • Tidak bersuci setelah buang air kecil
  • Berkata bohong
  • Tidak membayar zakat
  • Pola hidup yang berlebih- lebihan
  • Makan riba
  • Korupsi
  • Menfitnah sesama saudara muslim
  • Khianat terhadap amanah
  • Enggan menolong sesama muslim
  • Minum khamr, berzina, membunuh

Alangkah bahagianya, seandainya maut menjemput kita sedang berurai air mata merasakan manisnya iman dalam sujud penghambaan, rindu akan perjumpaan dengan-Nya

Alangkah indahnya air mata yang selalu berlinang dari munajat seorang anak shaleh kepada Allah

Merindukan kemuliaan dan keselamatan bagi kedua orang tuanya

Taburan doanya menjadi cahaya yang menerangi dari gelapnya alam kubur

Doa-doanya mengantarkan kepulangan orang tuanya kepada Allah dalam Husnul Khatimah

Rintihan dan munajatnya menjadi benteng yang kokoh sebagai penghalang dari adzab dan siksa kubur

Doa yang tiada terputus mengalir dari ketulusan dan kebeningan hati agar orang tuanya dalam kasih sayang Allah

Sumber Islamic Tutorials